PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kingdom Animalia dapat disebut juga dengan dunia hewan.
Dimana segala mahluk yang mempunyai karakteristik menyerupai hewan ada di dalam
dunia ini. Berdasarkan ada tidaknya tulang belakang, hewan dibedakan menjadi 2
yaitu: hewan avertebrata (tidak bertulang belakang) dan hewan vertebrata (hewan
bertulang belakang).
Vertebrata merupakan sub-filum dari filum Chordata yang
bisa diklasifikasikan menjadi 5 kelas, yaitu ikan (pisces), amfibi (amphibi),
reptil, burung (aves) dan hewan menyusui (mamalia). Masing-masing kelas
tentunya mempunyai ciri-ciri khusus, yang selanjutnya akan dijelaskan lebih
lanjut di bagian pembahasan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah
klasifikasi dari vertebrata itu?
2. Bagaimanakah
ciri-ciri dari setiap klasifikasinya tersebut?
3. Apakah
peranan dari hewan-hewan vertebrata tersebut?
C. Tujuan
1. Mengklasifikasikan
anggota dari hewan vertebrata.
2. Mencirikan
setiap klasifikasi dari hewan vertebrata.
3. Mendeskripsikan
peranan dari masing-masing kelas pada vertebrata.
PEMBAHASAN
A. VERTEBRATA DAN CIRI-CIRINYA
Sesuai dengan namanya, kelompok hewan Vertebrata
memiliki kolumna vertebralis (ruas-ruas tulang belakang). Jadi korda dorsalis
(kerangka sumbu primer = notokorda) hanya terdapat pada masa tingkatan embrio.
Vertebrata disebut juga Craniata karena semua hewan vertebrata sudah memiliki
otak, yang terlindung dalam Kranium (tulang-tulang tengkorak).
Hewan vertebrata secara umum memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
1. Mempunyai
tengkorak (cranium) berupa kotak tempat otaknya (karena itu disebut juga
Craniata) dan ruas tulang belakang (vertebrata) untuk sumbu penguat tubuh,
kerangka terletak di dalam tubuh untuk tempat melekatnya otot rangka.
2. Tubuh
simetri bilateral, terdiri dari kepala, leher, badan, dan ekor, sistem alat
tubuh beruas-ruas, kulit terdiri dari lapisan epidermis dan dermis.
3. Mempunyai
rongga tubuh (coelom) yang dindingnya dilapisi selaput peritonium.
4. Alat
pencernaan memanjang di bawah/ depan tulang bealakang, ulat saraf di atas/
belakang saluran pencernaan.
5. Jantung
terdiri dari dua, tiga, atau empat ruang.
B. KLASIFIKASI VERTEBRATA DAN CIRI-CIRINYA
1.
Ikan
(Pisces).
Ikan (pisces) merupakan hewan poikiloterm yang hidup
di air. Ikan disebut hewan poikiloterm karena suhu tubuhnya tidak tetap
(berdarah dingin), yaitu terpengaruh oleh suhu di sekitarnya. Tubuh ikan
terbagi atas kepala dan badan; atau kepala, badan dan ekor. Kulit (cutis)
terdiri dari dermis dan epidermis, yang pada umumnya bersisik dan berlendir.
Sisik ikan macamnya ada 4, yaitu sikloid, stenoid, plakoid, dan ganoid.
a.
Sikloid
b.
Stenoid.
c.
Plakoid.
d.
Ganoid.
Ikan memiliki titik perasa disebut dengan gurat sisi,
yang berada di sepanjang sisi tubuhnya. Fungsinya ialah untuk mengetahui arus
dan tekanan dalam air.
Rangka dalam (endoskeleton) ikan terdiri atas tulang
rawan atau tulang sejati. Ikan juga mempunyai ruas tulang belakang dan
mempunyai sepasang rahang, kecuali Agnatha (ikan tak berahang).
Sistem organ dalam tubuh ikan, meliputi:
a. Sistem
Gerak.
Alat gerak aktif ikan berupa otot bersegmen yang
disebut miotom. Ikan juga memiliki
sirip untuk berenang, siripnya ada yang berpasangan maupun tunggal. Sirip ekor
pada ikan fungsinya adalah sebagai alat kemudi. Ada tiga macam bentuk sirip
ekor ikan yaitu homoserkus (bagian atas dan bawah simetris), heteroserkus (bagian
atas lebih besar dari pada bagian bawah), dan difiserkus (bagian atas dan bawah
simetris menyatu ke satu titik). Pada sirip ikan juga terdapat tulang rangka
yang disebut radialia (jari-jari sirip).
b.
Sistem Pencernaan Makanan.
Pencernaan makanan pada ikan yaitu pencernaan makanan
sempurna. Mekanismenya sebagai berikut:
Makanan
dari mulut
↓
Laring
↓
Esofagus
↓
Usus
↓
Anus
Ikan
memiliki lidah, gigi, dan rahang (kecuali pada Agnatha). Ikan juga memiliki
hati, tetapi lambung hanya merupakan perbesaran dari usus. Pada usus ikan,
terdapat katup-katup spiralis.
c. Sistem
Pernafasan.
Ikan bernapas dengan insang yang memiliki operkulum (tutup insang) dan celah insang sebanyak 4, 5, 6, 7, atau
lebih. Gelembung renang pada ikan berisi O2, N2, CO2
dan berfungsi sebagai alat hidrostatis dan alat bantu pernafasan. Pada dipnoi (ikan paru-paru) terdapat
pneumatosista yang berfungsi sebagai paru-paru jika ikan hidup dilumpur yang
mengandung sedikit air. Antara gelembung udara dengan faring dihubungkan oleh
duktus pneumatikus.
d. Sistem
Peredaran Darah.
Peredarah
darah pada ikan yaitu peredaran darah tertutup. Jantung ikan beruang dua yaitu
sebuah serambi dan sebuah bilik (ventrikel). Darah mendapat O2 dalam
filamen-filamen insang.
e.
Sistem Ekskresi.
Ikan memiliki pronefron atau mesonefron atau ginjal. Namun pada
Agnatha tidak ada sistem porta ginjal.
f. Sistem
Indra dan Sistem Saraf.
Ikan
mempunyai lekuk hidung dengan saraf pembau, telinga dalam untuk keseimbangan,
dan mata. Ikan juga memiliki endokrin penghasil hormon. Otak terdiri dari 5
bagian dengan 10 saraf kranial.
g. Sistem
Reproduksi.
Ikan memiliki kelamin yang terpisah atau hermafrodit.
Fertilisasinya terjadi secara internal atau eksternal. Ikan betina memiliki
sepasang ovarium dan sepasang oviduk, ovipar, atau vivipar.
Ikan diklasifikasikan menjadi 3, yaitu kelas Agnatha (ikan tidak
berahang), kelas Chondrichtyes (ikan bertulang rawan), dan kelas Osteichthyes
(ikan bertulang sejati). Berikut adalah penjabarannya:
a.
Kelas Agnatha (ikan tidak berahang), memiliki
ciri-ciri:
1) Tidak
mempunyai rahang.
2) Mulut
berbentuk lingkaran, gigi dari zat tanduk, dan mempunyai lidah.
3) Kulit
tidak bersisik.
4) Rangka
dari tulang rawan.
5) Jantung
beruang dua.
6) Hidup
di laut.
7) Bernapas
dengan insang.
8) Merupakan
parasit pada ikan besar.
9) Dapat
memakan daging hospesnya hingga tinggal kulit dan tulangnya.
10) Pencernaan
makanan berupa pipa lurus, mempunyai anus, tanpa kloaka.
11) Banyak
terdapat di Eropa dan Amerika Utara. Di Indonesia tidak ada Agnatha
Contoh:
b)
Belut laut (lamprey), mempunyai satu
lubang hidup (nostril).
b.
Kelas Chondrichtyes (ikan bertulang rawan),
memiliki cir-ciri:
1) Kerangka
dalam (Endoskeleton) terbuat dari tulang rawan.
2) Kulit
bersisik plakoid (seperti kait mengarah ke belakang tubuh, sehingga baru teraba
kasar kalau arahnya dari ekor ke kepala) dan berlendir.
3) Mulut
dan lubang hidung terletak di bagian ventral (arah perut).
4) Mempunyai
lidah dan rahang.
5) Hidup
di laut.
6) Bernapas
dengan insang. Celah insang ada 5-7 pasang.
7) Mempunyai
dua pasang sirip dan sirip ekor yang pada umumnya sirip ekor tak simetris/ heteroserkus (bagian atas lebih besar
dari pada bagian bawah).
8) Terdapat kloaka, tidak ada pneumatosista.
9)
Pembuahan di dalam tubuh.
Contoh:
a)
Squalus sp (ikan hiu/ cucut), sirip ekor berfungsi untuk memeluk hiu betina ketika kawin, disebut alat klasper.
Squalus sp (ikan hiu/ cucut), sirip ekor berfungsi untuk memeluk hiu betina ketika kawin, disebut alat klasper.
b) Narcina sp, dapat
mengeluarkan lecutan listrik untuk penerangan di laut yang gelap.
c.
Kelas Osteichthyes (ikan bertulang sejati),
memiliki ciri-ciri:
1) Kerangka
dari tulang sejati/ tulang keras.
2) Mulut
berahang, bergigi dan berlidah.
3) Bernapas
dengan insang. Insang dilindungi tutup insang (operkulum) di kiri kanan kepala.
4) Kulit
berlendir dan bersisik. Sisik tipe sikloid, stenoid atau ganoid.
5) Sirip
ekor simetris.
6) Jantung
beruang dua.
7) Darah
berwarna pucat, mengandung eritrosit yang berinti dan leukosit.
8) Ikan
ini juga mempunyai sistem limfa dan sistem porta renalis.
9) Mempunyai
hati yang berkantong empedu.
10) Lambung
dipisahkan dari usus oleh sebuah katup, mempunyai kloaka, tetapi tidak jelas
adanya pankreas.
11) Terdapat
gelembung renang.
12) Mempunyai
gurat sisi.
13) Mempunyai
indra mata, telinga dalam dengan tiga saluran semiserkuler dan memiliki otolit
untuk keseimbangan.
14) Hidup
di laut, rawa-rawa, atau air tawar.
15) Pembuahan
di luar tubuh
Contoh:
b)
Ikan Lele (Ameiurus melas).
c)
Belut (Anguilla sp).
f)
Salmon (Onchorhynchus sp).
g)
Sarden (Sardinops caerulea).
i)
Ikan tuna (Scomber scombrus).
2.
Amphibi
Amphibia berasal
dari bahasa Yunani yaitu Amphi yang
berarti dua dan Bios yang berarti
hidup. Maksudnya, kelompok hewan tersebut dapat hidup di darat dan di air.
Amphibia mempunyai ciri khusus
yang tidak terdapat pada kelas lain yaitu sebagai berikut:
a. Kulit selalu basah dan
berkelenjar.
b. Mempunyai
dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat selaput renang yang terdapat
di antara jari-jari kakinya dan kakinya berfungsi untuk melompat dan berenang.
c. Mempunyai 2 lubang hidung
yang berhubungan dengan rongga mulut. Pada lubang hidung tertentu terdapat klep
yang mencegah masuknya air pada saat hewan tersebut berada di dalam air.
d. Mata berkelopak dan kelopak
tersebut dapat digerakkan.
e. Mulut bergigi dan berlidah
(lidahnya dapat dijulurkan pada saat menangkap mangsa).
f. Rangka tubuh sebagian besar
tersusun atas tulang keras.
g. Jantung amphibi atas tiga
ruang (2 atrium dan 1 ventrikel).
h. Suhu tubuh tergantung dari
lingkungannya (poikilothermis).
i. Fertilisasi secara eksternal.
j.
Mengalami
metamorfosis sempurna dalam siklus hidupnya.
Sistem organ yang terdapat
dalam tubuh amphibi yaitu:
a.
Sistem
Peredaran Darah
Sistem
peredaran darah katak berupa sistem peredaran darah tertutup dan peredaran
darah ganda. Pada sistem peredaran darah ganda, darah melalui jantung dua kali
dalam satu kali peredaran. Pertama, darah dari jantung menuju ke
paru-paru kemudian kembali ke jantung. Kedua, darah dari seluruh tubuh
menuju ke jantung dan diedarkan kembali ke seluruh tubuh.
Jantung
katak terdiri dari tiga ruang, yaitu dua atrium (atrium kanan dan atrium kiri)
dan sebuah ventrikel. Di antara atrium dan ventrikel terdapat klep yang
mencegah agar darah di ventrikel tidak mengalir kembali ke atrium.
Darah
yang miskin oksigen dari berbagai jaringan dan organ-organ tubuh mengalir ke
sinus venosus menuju atrium kanan. Darah dari atrium kanan mengalir ke ventrikel,
kemudian menuju ke arteri pulmonalis dan masuk ke paru-paru. Di paru-paru,
karbon dioksida dilepaskan dan oksigen diikat. Dari paru-paru darah mengalir ke
vena pulmonalis, kemudian menuju atrium kiri. Peredaran darah yang terjadi ini
merupakan peredaran darah kecil. Selanjutnya, dari atrium kiri darah mengalir
ke ventrikel. Di dalam ventrikel terjadi pencampuran darah yang mengandung
oksigen dengan darah yang mengandung karbon dioksida, meskipun dalam jumlah
yang sedikit. Dari ventrikel, darah keluar melalui traktus arteriosus (batang
nadi) ke aorta yang bercabang ke kiri dan ke kanan. Masing-masing aorta ini
bercabang-cabang menjadi tiga arteri pokok, yaitu arterior (karotis)
mengalirkan darah ke kepala dan ke otak, lengkung aorta mengalirkan darah ke
jaringan internal dan alat dalam tubuh, dan arteri posterior mengalirkan darah
ke kulit dan paru-paru.
b.
Sistem Pernapasan
Alat pernapasan pada amphibia, misalnya katak berupa paru-paru, kulit,
dan insang. Ketika masih berudu, katak bernapas menggunakan insang. Setiap
insang tersebut dilengkapi dengan pembuluh kapiler darah. Oksigen dalam air
akan berdifusi menuju kapiler tersebut.
Setelah menjadi katak dewasa, katak bernapas dengan paru-paru dan
dibantu dengan kulit. Kulit katak selalu dalam keadaan basah dan mengandung
banyak kapiler sehingga gas pernapasan mudah berdifusi. Oksigen yang masuk
lewat kulit akan melewati vena kulit (vena kutanea) kemudian dibawa ke jantung
untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Sebaliknya karbon dioksida dari jaringan akan
di bawa ke jantung, dari jantung dipompa ke kulit dan paru-paru lewat arteri
kulit paru-paru (arteri pulmo kutanea). Dengan demikian pertukaran oksigen dan
karbon dioksida dapat terjadi di kulit.
Selain itu,
katak bernapas juga dengan paru-paru walaupun paru-parunya belum sebaik
paru-paru mamalia. Katak mempunyai sepasang paru-paru yang berbentuk gelembung
tempat bermuaranya kapiler darah. Permukaan paru-paru diperbesar oleh adanya
bentuk- bentuk seperti kantung sehingga gas pernapasan dapat berdifusi.
Paru-paru dengan rongga mulut dihubungkan oleh bronkus yang pendek. Dalam
paru-paru terjadi mekanisme inspirasi dan ekspirasi yang keduanya terjadi saat
mulut tertutup.
Mekanisme pernapasan katak
Pada
saat katak berinspirasi atau menghirup oksigen dan berekspirasi mengeluarkan
karbom dioksida, mulut katak selalu dalam keadaan tertutup. Pernapasan pada
katak diatur oleh kontraksi dan relaksasi otot perut dan otot rahang bawah.
1) Inspirasi
Udara
bebas masuk melalui celah hidung (koane) ke rongga mulut
kemudian ke paru-paru. Bila otot bawah rahang bawah (sub mandibularis)
mengendor maka volume rongga mulut membesar. Selanjutnya udara dari luar akan
masuk ke rongga mulut melalui koane. Kemudian koane tertutup, dilanjutkan otot
bawah rahang bawah berkontraksi. Akibatnya rongga mulut mengecil, tekanan udara
rongga mulut meningkat, sehingga udara dari rongga mulut masuk ke paru-paru. Di
dalam paru-paru oksigen berdifusi ke darah kapiler, sedangkan darah kapiler
alveolus berdifusi ke luar.
2) Ekspirasi
Udara miskin O2 dilepaskan ke
luar. Otot perut dan otot sternohioideus berkontraksi sehingga udara yang ada
di dalam paru-paru tertekan ke luar dan masuk ke dalam rongga mulut. Celah
tekak menutup dan koane membuka. Bersamaan dengan itu, otot rahang bawah
berkontraksi yang segera diikuti oleh kontraksi otot geniohioideus, sehingga
rongga mulut mengecil. Dengan mengecilnya rongga mulut, akibatnya udara dari
paru-paru yang kaya CO2 akan keluar melalui koane.
c. Sistem
Pencernaan
Saluran pencernaan amphibia, contohnya katak, terdiri dari mulut,
kerongkongan, lambung, usus, dan kloaka. Lidah pada katak digunakan untuk
menangkap mangsa. Makanan dari mulut masuk ke dalam lambung melalui
kerongkongan. Di dalam lambung makanan di cerna, kemudian masuk ke dalam usus.
Di usus, zat makanan diserap. Sisa makanan dikeluarkan melalui kloaka. Kloaka
merupakan muara tiga saluran, yaitu saluran pencernaan, saluran ekskresi, dan
saluran alat kelamin.
d.
Sistem Ekskresi
Pada amfibi, misalnya katak, alat ekresi utama ialah sepasang ginjal
yang terletak di kanan dan di kiri tulang belakang, berwarna merah
kecoklat-coklatan yang memanjang dari muka ke belakang. Ginjal merupakan alat
penyaring yang mengeluarkan zat-zat sisa yang dapat larut, terutama urine,
garam-garam mineral yang kelebihan dari air yang terkumpul dari sel-sel tubuh,
serta cairan dari darah. Saluran keluarnya merupakan sepasang saluran halus,
masing-masing bermuara di kloaka.
kandung kencingnya merupakan gelembung
tipis sebagai tonjolan dinding kloaka. Kandung kencing ini berguna untuk
menyimpan urine sementara. Urine dikumpulkan dari dalam ginjal dan kemudian
dikeluarkan melaluikandung kencing ke kloaka.
e. Sistem
Reproduksi
Kelompok
amphibia, misalnya katak, merupakan jenis hewan ovipar. Katak betina dan katak
jantan tidak memiliki alat kelamin luar. Pembuahan katak juga terjadi di luar
tubuh. Pada saat kawin, katak betina dan katak jantan akan melakukan ampleksus,
yaitu katak jantan akan menempel pada punggung katak betina dan menekan perut
katak betina. Kemudian katak betina akan mengeluarkan ovum ke dalam air. Setiap
ovum yang dikeluarkan katak betina diselaputi oleh selaput telur atau membran
vitelin. Sebelumnya, ovum katak yang telah matang dan berjumlah sepasang ditampung
oleh suatu corong. Perjalanan ovum dilanjutkan melalui saluran telur atau
oviduk. Dekat pangkal oviduk pada katak betina dewasa, terdapat saluran yang
menggembung yang disebut kantung telur atau uterus. Oviduk katak betina
terpisah dengan ureter (saluran kemih). Oviduk berkelok-kelok dan bermuara di
kloaka.
Segera setelah
katak betina mengeluarkan ovum, katak jantan juga akan menyusul mengeluarkan
sperma. Sperma yang dihasilkan oleh testis yang berjumlah sepasang dan
disalurkan ke dalam saluran sperma (vas deferens). Vas deferens katak jantan
bersatu dengan ureter (saluran kemih). Dari vas deferens sperma bermuara di
kloaka. Setelah terjadi fertilisasi eksternal, ovum akan diselimuti oleh cairan
kental, sehingga kelompok telur tersebut berbentuk gumpalan telur.
Gumpalan telur
yang telah dibuahi kemudian berkembang menjadi berudu. Berudu awal yang keluar
dari gumpalan telur bernafas dengan insang dan melekat pada tumbuhan air dengan
alat isap. Makanannya berupa pitoplankton sehingga berudu tahap awal merupakan
herbivor. Berudu awal berkembang lebih lanjut dari herbivor menjadi karnivor
atau insektivor (pemakan serangga). Bersamaan dengan itu mulai terbentuk lubang
hidung dan paru-paru, serta celah-celah insang mulai tertutup. Selanjutnya,
celah insang digantikan dengan anggota gerak depan.
Setelah tiga
bulan sejak terjadi fertilisasi, mulailah terjadi metamorfosis. Anggota gerak
depan menjadi sempurna. Anak katak mulai berani muncul ke permukaan air,
sehingga paru-parunya mulai berfungsi. Pada saat itu, anak katak bernafas
dengan dua organ, yaitu insang dan paru-paru. Kelak fungsi insang berkurang dan
menghilang, sedangkan ekor makin memendek hingga akhirnya lenyap. Pada saat
itulah metamorfosis katak selesai.
Dalam
klasifikasinya, kelas amfibi dapat dibagi menjadi 3 ordo, yaitu:
a. Ordo Caecilia/ Apoda (Gymnophiona)
Ordo
ini mempunyai anggota yang ciri umumnya adalah:
1) Tidak mempunyai kaki sehingga
disebut Apoda.
2) Tubuh menyerupai cacing, ekor
pendek.
3) Kulit lunak dan menghasilkan
cairan.
4) Di bagian anterior terdapat
tentakel yang fungsinya sebagai organ sensory.
5) Mata tidak berkelopak.
6) Menunjukkan 2 bentuk dalam
daur hidupnya. Pada fase larva hidup dalam air dan bernafas dengan insang. Pada
fase dewasa insang mengalami reduksi, dan biasanya ditemukan di dalam tanah
atau di lingkungan akuatik.
7) Fertilisasi terjadi secara
internal.
Contoh:
Ichthyophis
glautinosus (salamander cacing)
b. Ordo
Urodela (Caudata)
Ordo
ini mempunyai anggota yang ciri umumnya sebagai berikut:
1) Bentuk tubuh memanjang,
mempunyai anggota gerak dan ekor serta tidak memiliki tympanum.
2) Tubuh dapat dibedakan antara
kepala, leher dan badan.
3) Larva bernafas dengan insang,
sedangkan ketika telah dewasa bernafas dengan paru-paru.
4) Fase larva hampir mirip
dengan fase dewasa.
5) Anggota ordo Urodela hidup di
darat akan tetapi tidak dapat lepas dari air. Pola persebarannya meliputi
wilayah Amerika Utara, Asia Tengah, Jepang dan Eropa.
Contoh:
a)
Axolotl mexicanum (hidup di Mexico)
b)
Ranodon sp.(hidup di Asia)
c)
Megalobatrachus japonicas (salamander raksasa)
c. Ordo
Anura
Ordo
ini mempunyai anggota yang ciri umumnya sebagai berikut:
1) Tidak memiliki ekor.
2) Kepala bersatu dengan badan,
tidak mempunyai leher dan tungkai berkembang baik.
3) Tungkai belakang lebih besar daripada
tungkai depan. Hal ini mendukung pergerakannya yaitu dengan melompat.
4) Membran tympanum terletak di
permukaan kulit dengan ukuran yang cukup besar dan terletak di belakang mata.
5) Kelopak mata dapat digerakkan.
6) Mata berukuran besar dan
berkembang dengan baik.
7) Memiliki selaput renang
diantara jari.
8) Fertilisasi secara eksternal
dan prosesnya dilakukan di perairan yang tenang dan dangkal.
Contoh
:
a) Katak hijau (Rana pipiens)
Sesuai namanya
tubuhnya berwarna hijau dan dihiasi totol-totol coklat kehijauan. Badan bagian
depan lebih tinggi dibandingkan badan bagian belakang. Di alam bebas kodok
hijau dapat tumbuh mencapai ukuran 15 cm panjang badannya. Pahanya
panjang, sedangkan dagingnya berwarna kekuningan. Selain itu hidup
disungai-sungai, jenis kodok juga hidup di sawah-sawah.
b) Katak rawa (Rana limnocharis)
Kodok rawa banyak
terdapat di rawa-rawa. Daging jenis kodok ini mempunyai rasa yang
paling enak daripada kedua jenis kodok di atas. Namun demikian ukuran tubuhnya
lebih kecil yaitu hanya 8 cm saja. Ciri lain dari kodok rawa adalah warna kulit
coklat dengan totol-totol coklat gelap. Oleh karenanya kodok ini disebut juga
kodok totol.
c)
Kodok
bangkong (Bufo terrestris, Bufo boreas).
Ciri-ciri: terdapat benjolan
besar di belakang mata, kulit relative kering.
3.
Reptilia
Reptilia
(dalam bahasa latin, reptil = melata) memiliki kulit bersisik yang terbuat dari
zat tanduk (keratin). Sisik berfungsi mencegah kekeringan.
Ciri lain yang dimiliki oleh sebagian besar reptil adalah :
Ciri lain yang dimiliki oleh sebagian besar reptil adalah :
a. anggota
tubuh berjari lima
b. bernapas
dengan paru-paru
c. jantung
beruang tiga atau empat
d. menggunakan
energi lingkungan untuk mengatur suhu tubuhnya sehingga tergolong hewan
eksoterm
e. fertilisasi
secara internal
f. menghasilkan
telur sehingga tergolong ovipar dengan telur amniotik bercangkang.
Kelas Reptilia dapat diklasifikasikan menjadi tiga
ordo besar yaitu:
a.
Ordo Chelonia
Chelonia adalah reptilia yang memiliki cangkang,tubuh
pendek dan lebar dilindungi karapas dan plaston, tidak bergigi dan lidah tidak
dapat menjulur. Berikut ciri-ciri dari ordo chelonia adalah:
1) Cangkang
bagian atas disebut karapaks, sedangkan bagian bawahnya disebut plastron.
2) Cangkang
merupakan bagian dari tulang belakang dan modifikasi tulang rusuk yang
berfungsi sebagai pelindung dari pemangsanya.
3) Chelonia
yang hidup di laut adalah penyu hijau (Chelonia mydas) dan penyu belimbing
(Dermochelys coriacea) yang memiliki kaki berbentuk dayung untuk berenang.
4) Cangkang
chelonia lebih tipis dibandingkan Chelonia darat.
5) Contoh
chelonia darat adalah kura-kura paua (Chelodina novaeguineae).Chelonia termasuk
hewan berumur panjang hingga mencapai 200 tahun.
b.
Squamata (reptil bersisik )
Squamata adalah reptilia yang umumnya memiliki kulit
bersisik. Ordo squamata digolongkan menjadi dua, yaitu sebagai berikut:
1)
Lacertilia (saura)
Reptil
yang termasuk golongan ini adalah kadal dan ular. Kadal memiliki sisik yang
licin dan berbentuk membulat.tubuhnya kebanyakan berkaki empat, bertubuh kecil,
dan memiliki ekor.
Contoh hewan kadal bertubuh kecil misalnya, kadal
kebun (Mabuya multifasciata), cecak dinding (Cosymbotus paltyurus) dan bunglon
kebun (Bronchocela jubata), hingga kadal yang bertubuh besar seperti biawak
komodo (Varanus komodoensis).
2) Ophidia (serpentes)
Ordo ophidia merupakan sub
dari ordo squamata, ordo ophidia umumnya tidak berkaki, lidah bercabang dua,
dan dapat dijulurkan dengan keadaan mulut tertutup, gigi melengkung ke dalam
sebagai alat pencengkeraman mangsa.
Kelenjar parotis ada yang
menghasilkan racun dan keluar lewat lubang taring. Mulut dapat dibuka
lebar-lebar untuk menelan mangsa secara utuh karena terdapat tulang kuadrat
bebas dari tulang kepala dan mandibula, tulang langit-langit bergerak bebas dan
adanya pertautan ujung dua mandibula (rahang bawah) oleh ligamentum yang
elastis.
Penciuman tajam karena
mempunyai organ Jacobso yang peka terhadap rangsangan kimia dirongga hidungnya.
Hanya memiliki satu paru-paru, yaitu paru-paru kiri.
Contoh:
Ular
tidak berbisa antara lain:
a) Ular
air
b) Ular
raja
c) Ular
sanca/ular sawah
Ular
berbisa antara lain:
a) Kobra
b) Ular
pohon
c) Ular
belang
Ciri-ciri
dari ular antara lain:
a) Ular
tidak memiliki kaki dan bertubuh panjang serta memiliki sisik.
b)
Tulang rahang ular bersambungan secara longgar
sehingga memungkinkan menelan mangsa yang lebih daripada tubuhnya.
c)
Gigi di mulut ular memiliki fungsi untuk mengunyah,
melainkan untuk memegang mangsanya agar tidak mudah lepas.
d)
Ular berbisa memiliki sepasang gigi berlubang dan
tajam untuk menyuntikkan bisa ke mangsanya.
e)
Lidahnya dapat dijulurkan untuk mengipas bau ke arah
organ penciumannya.
f)
Ular memiliki kepekaan terhadap getaran yang berperan
untuk mencari mangsanya.
g)
Ular tertentu memiliki kepekaan terhadap suhu
mangsanya.
h)
Sebagian jenis ulat bersifat ovovivipar, yaitu telur
menetas di dalam tubuh induk.
c.
Crocodilia
Adapun ciri-cirinya yaitu:
1) Berkulit tebal dan lidah pipih tidak dapat
dijulurkan. Dipangkal lidah terdapat lipatan transversal sebagai penutup faring
sewaktu membuka mulut diair. Tidak mempunyai kandung kemih.
2)
Crocodilia memiliki sisik tebal dari keratin dan
diperkuat dengan lempengan tulang ysng disebut skuta sebgai pelindung.Sisik
rontok satu persatu tidak seperti ular.
3)
Buaya memiliki ekor tebal berotot.
4)
Kaki depannya berjari lima, sedangkan kaki belakang
berjari empat sebagian berselaput untuk berenang.
5)
Lubang hidung terletak di ujung moncongnya yang
memungkinkan untuk bernapas saat di dalam air.jantungnya beruang empat namun
memiliki pori di antara bilik kiri dan kanan.
6)
Contoh spesies buaya adalah buaya muara ( Crocodylus
porosus )
4.
Kelas
Aves (Burung)
Kata aves (burung) berasal dari kata Latin
yang dipakai sebagai nama kelas, sedang Ornis dari bahasa Yunani, dipakai dalam
“Ornithology” berarti ilmu yang mempelajari burung-burung. Definisi aves (burung) adalah
vertebrata dengan tubuh yang ditutupi oleh bulu (asal epidermal), sedangkan
hewan lainnya tidak ada yang berbulu. Aves (burung) adalah vertebrata yang
dapat terbang, karena mempunyai sayap yang merupakan modifikasi anggota gerak
anterior. Kaki pada aves (burung) digunakan untuk berjalan, bertengger, atau
berenang (dengan selaput interdigital). Fosil tertua burung ditemukan di Jerman dan
dikenal sebagai Archaeopteryx.
Aves hidup di
darat. Sebagian spesies mendiami pohon-pohon. Jenis tertentu, seperti penguin,
hidup di daratan kutub utara namun mencari makanan dengan berenang di laut.
Jenis lainnya juga mencari makanan di danau dan perairan tawar lain, contohnya
bebek.
Secara umum, tubuh aves
(burung) terdiri atas kepala, leher, badan, dan ekor. Tubuhnya tertutup oleh
bulu yang khas yang
terbuat dari keratin. Bulu ini diganti sekali setahun. Menurut letaknya
terdapat lima macam bulu, yaitu remiges (pada sayap), rektrises (pada ekor),
tetrises (penutup badan), alula (pada jari-jari sayap), dan paraterum (di
sekitar bahu). Menurut bentuknya ada tiga macam bulu, yaitu pluma, plumula
(lunak), dan filopluma (seperti rambut bertangkai panjang). Pada sayap dan
ekor, bulu berpasang-pasangan secara simetris. Bulu yang hanya tumbuuh pada
tempat tertentu dan teratur disebut apteria. Leher diselubungi bulu-bulu jenis
plumula, dan memiliki kelenjar minyak.
Selain bulu,
ciri-ciri lain pada burung antara lain:
a.
Mulut
burung tidak bergigi. Paruh burung diselubungi zat tanduk yang dibentuk oleh
maksila (rahang atas) dan mandibula (rahang bawah). Pada pangkal paruh terdapat
tonjolan ke atas dari kulit lunak, disebut sera.
b.
Struktur
tulang menyerupai sarang lebah sehingga kerangkanya kuat namun ringan. Kerangkanya
merupakan material yang tipis, kuat dan mengalami osifikasi yang sempurna. Tulang burung relative ringan
karena memiliki banyak rongga. Tulang dada menjadi tempat melekatnya otot
terbang. Gelang bahu terbentuk oleh sepasang korakoid, sepasang scapula, dan
sepasang klavikula. Ketiga tulang tersebut membentuk lubang (foramen trioseum)
tempat otot dada kecil (muskulus pektoralis minor) yang berfungsi mengangkat
sayap. Tulang rusuk bagian depan melekat pada tulang dada, di bagian belakang
melekat pada tulang leher atau tulang punggung.
c.
Alat
penglihatan, alat pendengaran dan alat suara sudah berkembang dengan baik.
d.
Aves (burung) memiliki alat suara (siring) pada
percabangan trakea. Siring digerakkan oleh otot siringialis (penghubung siring
dengan dinding trakea sebelah dalam) dan otot sternotrakealis (penghubung
trakea dengan tulang dada).
e.
Aves
(burung) termasuk homoiterm (hewan berdarah panas). Suhu tubuh tetap, ±40,5o–
42oC.
f.
Habitat
aves (burung) di daratan sampai ketinggian ±6.000 m. Aves (burung) ada yang
menetap, ada pula yang bermigrasi.
Adapun sistem organ yang terdapat dalam Aves yaitu:
a.
Sistem Gerak
Anggota gerak (tungkai) dua pasang. Tungkai depan berupa sayap yang
berfungsi untuk terbang. Tungkai belakang berfungsi untuk bertengger, berjalan,
atau berenang.
b. Sistem
Pencernaan Makanan
Sistem pencernaan makanan sempurna dari mulut → kerongkongan →
tembolok → lambung kelenjar → lambung otot atau empedal (ventrikulus)
berdinding tebal → usus halus terdiri atas duodenum, jejunum, dan ileum yang
digantung oleh mesentrium → usus besar (terdapat sepasang usus buntu diantara
usus halus dan usus besar) → bermuara pada kloaka di bawah ekor.
Empedal
pada aves (burung) berfungsi untuk menghancurkan makanan. Mempunyai kelenjar
ludah, kelenjar pancreas, dan hati yang menghasilkan empedu.
c.
Sistem Pernapasan
Aves (burung) bernafas dengan paru-paru yang berhubungan dengan
kantong-kantong udara (sakus pneumatikus) yang berhubungan pula dengan
tulang-tulang pipa. Fungsi kantong
udara :
1) membantu
pernafasan terutama saat terbang
2) menyimpan
cadangan udara (oksigen)
3) memperbesar
atau memperkecil berat jenis pada saat burung berenang
4)
mencegah hilangnya panas tubuh yang terlalu
banyak.
Pernapasan
pada burung di saat hinggap:
Pada waktu tidak terbang,
pernapasan terjadi karena gerakan tulang dada sehingga tulang-tulang rusuk
bergerak kemuka dan ke arah bawah. Akibatnya, rongga dada membesar dan
paru-paru mengembang. Mengembangnya paru-paru menyebabkan udara luar masuk
(inspirasi). Sebaliknya dengan mengecilnya rongga dada, paru-paru akan
mengempis sehingga udara dari kantung udara kembali ke paru-paru. Jadi, udara
segar mengalir melalui parabronkus pada waktu inspirasi maupun ekspirasi
sehingga fungsi paru-paru burung lebih efisien dari pada paru-paru mamalia.
Pernafasan
burung saat terbang :
Pada waktu terbang, gerakan aktif dari
rongga dada tak dapat berlangsung karena tulang-tulang dada dan tulang rusuk
merupakan pangkal pelekatan yang kuat untuk otot-otot terbang. Akibatnya, inspirasi
dan ekspirasi dilakukan oleh kantung udara diketiak, caranya adalah dengan
menggerak-gerakkan sayap ke atas dan ke bawah. Gerakkan ini dapat menekan dan
melonggarkan kantong udara tersebut sehingga terjadilah pertukaran udara
didalam paru-paru. Semakin tinggi terbang, burung harus semakin cepat
menggerakkan sayap untuk memperoleh semakin banyak oksigen. Frekuensi bernapas
burung kurang lebih 25 kali permenit, sedangkan pada manusia hanya 15-20 kali
permenit.
d. Sistem
Peredaran Darah
Bagan sirkulasi pada burung
Paru-paru → Serambi kiri → Bilik kiri → Seluruh tubuh → Serambi kanan→ Bilik kanan → Paru-paru
Paru-paru → Serambi kiri → Bilik kiri → Seluruh tubuh → Serambi kanan→ Bilik kanan → Paru-paru
Pada burung sistem peredaran darahnya adalah peredaran tertutup yakni
sistem dalam peredarannya darah selalu terdapat dalam pembuluh, atau darah tidak
pernah langsung masuk ke dalam jaringan. Jantung terdiri atas empat ruangan
(dua buah atrium dan dua buah ventrikulus) yang dibungkus oleh perikardium.
Lengkung aorta hanya satu di sebelah kanan dan hanya memiliki satu sistem
porta, yaitu sistem porta hepatica.
Dinding
diantara kedua ventrikel jantung burung begitu sempurna sehingga dinding itu
mampu mencegah percampuran antara darah yang kaya oksigen dan yang miskin
oksigen. Pembagian jantung yang sempurna itu memungkinkan darah melewati
jantung sebanyak dua kali pada setiap kali darah beredar di dalam tubuh
(peredaran darah ganda). Sebagai akibatnya, darah di aorta burung mengandung
lebih banyak oksigen daripada aorta vertebrata lainnya.
e. Sistem Ekskresi Aves (Burung)
Alat ekskresi burung terdiri atas ginjal, paru-paru, dan kulit. Burung
mempunyai sepasang ginjal bertipe metanefros yang berwarna cokelat. Vena porta
ginjal tidak terbagi-bagi menjadi kapiler-kapiler ginjal.Saluran ekskresi
ginjal dan saluran kelamin bermuara pada bagian akhir usus (kloaka). Kloaka ini
merupakan tempat pertemuan saluran kelenjar kelamin dan usus. Kantong air seni
tidak ada, hasil ekskresi setengah padat.
Burung hampir sama sekali tidak mempunyai kelenjar kulit, tetapi
mempunyia kelenjar minyak yang terdapat di punggungnya, yang berguna untuk
meminyaki bulunya.
f. Sistem
Alat Indera Dan Sistem Saraf Aves (Burung)
Lidah pada umumnya tak dapat dijulurkan. Mata mempunyai kelopak mata,
membrane niktitans (selaput tidur), dan kelenjar air mata. Tak ada daun
telinga, terdapat membrane timpani (selaput pendengar) di bagian dalam lubang
telinga luar.
Lubang hidung satu pasang dengan indera pencium yang kurang
baik.pemilihan makanan dengan organ perasa yang berada di sisi lidah dan
langit-langit. Sistem saraf pusat berupa otak dengan 12 pasang saraf cranial.
Terdapat kelenjar tiroid, adrenal, dan endokrin pituitary (hipofisis) yang
terletak di dasar otak.
g. Sistem
Reproduksi Aves (Burung)
Pembuahan sel
telur dan sperma / fertilisasi terjadi di dalam tubuh induk (fertilisasi
internal). Hal ini dilakukan dengan cara saling menempelkan kloaka. Pada hewan jantan, terdapat sepasang testis,
sedangkan ovarium hanya satu dan tumbuh dengan baik di sebelah kiri pada hewan
betina.
Aves (burung) bertelur sehingga
tergolong hewan ovipar dengan ciri telur bercangkang dan kuning telur besar.
Burung mengerami telurnya dan merawat anaknya.
Aves (burung)
dapat diklasifikasikan kembali menjadi beberapa ordo. Berdasarkan kemampuan
terbangnya, kelompok aves (burung) dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Carinata
Burung yang
tergolong karinata memiliki taju dada (carina). Taju dada berfungsi menyokong
otot dadanya yang besar. Otot dada memberikan kekuatan terbang. Pada pinguin
contohnya pinguin gentoo (Pygoscelis papua), yang merupakan karinata yang tidak
terbang, otot dadanya digunakan untuk berenang di laut mencari makanan.
Hampir 60%
spesies burung karinata tercakup dalam ordo passeriformes atau burung
bertengger. Burung bertengger memiliki jari kaki yang dapat mencengkeram dahan
pohon. Contoh burung ini adalah burung layang-layang besar (Hirundapus
giganteus), burung merpati (Columbia livia), burung pipit (Anthus sp.), burung
dara, dan berbagai burung pengicau. Ayam (Gallus gallus domesticus) juga
tergolong karinata. Burung layang-layang adalah burung yang paling cepat
terbangnya yakni terbangnya mencapai 170 km/jam.
b.
Ratita
Burung
yang tergolong ratita tidak memiliki taju dada pada tulang dadanya. Otot
dadanya juga tidak sebesar burung karinata. Burung unta (Struthio camelus),
kiwi (Apteryx australis), emu (Dromaius novaehollandiae) dan Kasuari dalah
contoh burung ratita.
Aves (burung) meliputi banyak sekali ordo, beberapa ordo
yang telah punah, antara lain:
a.
Aepyornithiformes ( burung gajah), tinggi ±3 m,
telur 21-30 cm, terdapat di Malagasi.
b.
Dinornithiformes, tinggi ±3 m, telur 14-18 cm,
pernah hidup di Selandia Baru.
c.
Hesperornis dan Ichthyornis, burung bergigi,
hidup di Amerika Serikat.
d.
Archaeopteryx, bergigi, tidak mempunyai
pigostil. Fosilnya terdapat di Jerman.
e. Diatrymiformes,
tak dapat terbang, dan berparuh besar. Burung ini terdapat di Amerika Serikat.
Beberapa ordo yang masih ada, antara lain:
a.
Rosares (Galliformes)
Rosaries memiliki paruh pendek. Kakinya berfungsi untuk
mengais dan berlari.
Contoh: ayam buras, merak,
kalkun, maleo
b.
Ratites (Palaeognathae)
Ratites meliputi beberapa ordo burung tak dapat terbang,
yaitu sebagai berikut:
1) Struthioniformes,
contohnya burung unta
2) Casuariiformes,
contohnya kasuari
3) Apterygiformes,
contohnya kiwi
4) Rheiformes,
contohnya burung rea.
c.
Anseriformes (burung perenang)
Burung ini berkaki pendek, memiliki selaput renang diantara
jari-jari kaki. Ekor pendek, paruh melebar berkrista penyaring.
Contoh: entok, itik, angsa, belibis.
d.
Ciconiiformes
Burung ini berkepala botak, memiliki paruh, leher, dan
tungkai panjang. Hidup bergerombol, memakan hewan air.
Contoh: blekok, flamingo, bangau
jawa.
e.
Coraciiformes
Burung raja berparuh besar, kepala besar, tungkai pendek.
Pemakan hewan seperti ikan, udang,katak, kupu-kupu, kumbang, lebah.
Contoh: raja udang, rangkong,
tetangket.
f.
Columbiformes
Burung merpati atau dara merupakan pemakan biji-bijian.
Paruh pendek dengan sora dipangkalnya. Tembolok besar, sel epitelnya mudah
mengelupas dan diberikan kepada anaknya semasa masih kecil lewat paruhnya
(disebut “susu merpati”).
Contoh: merpati, perkutut,
tekukur.
g.
Apodiformes (burung dengung)
Tubuh kecil berukuran ±5,6 cm. paruh lembek, lidah
panjangdan dapat dijulurkan, membuat sarang dari lidahnya.
Contoh: burung kolibri, wallet,
lelayang.
h.
Oscines (Passeriformes) atau burung penyanyi
Pita suara berfungsi bagus. Tiga jari kaki menghadap ke
depan, satu jari kaki menghadap ke belakang, sesuai untuk bertengger. Telur
berwarna-warni, ketika menetas anaknya masih buta. Peakan serangga dan berbagai
biji-bijian.
Contoh: burung gereja, burung kenari,
cendrawasih, dan jalak.
5.
Kelas mammalia
Taksonomi
mamalia dijelaskan sebagai berikut:
Kingdom
: Animalia
Sub-Kingdom
: Metazoa
Filum
: Chordata
Sub-Filum
: Vertebrata
Kelas
: Mamalia
Ciri-ciri
utama kelompok Mammalia adalah :
a.
Semuanya menghasilkan susu sebagai makanan
anaknya.Susu dihasilkanoleh kelenjar (mammae) yang terdapat di daerah perut
atau dada.Mammalia disebut juga hewan menyusui karena menyusui anaknya.
b.
Berambut
Rambut mammalia tersusun dari protein yang disebut
keratin. Rambut mammalia berfungsi tertentu, yaitu sebagai insulasi yang
memperlambat pertukaran panas dengan lingkungan, segabai indera peraba antara
lain pada kumis, sebagai pelindung dari gesekan maupun sinar matahari, sebagai
penyamar atau pertahanan untuk melindungi dari mangsa, dan sebagai penciri
kelamin. Pada paus dan lumba-lumba,
rambut ada pada tahap tertentu perkembangan embrionya.
c.
Memiliki daun telinga dengan tiga tulang telinga
tengah yang dimiliki mammalia terdiri atas tulang martil, tulang landasan, dan
tulang sanggurdi. Ketiga tulang tengah berperan dalam pendengaran, yaitu meneruskan getaran suara
dari membran timpani (gendang telinga)
ke telinga dalam.
Ciri-ciri lain yang
dimiliki sebagian besar mammalia untuk tambahan ciri lain adalah :
a.
Geligi dengan berbagai ukuran dan bentuk
b.
Rahang bawah tersusun dari satu tulang
c.
Bernapas dengan paru-paru
d.
Jantung beruang empat
e.
Diafragma di antara rongga perut dan rongga dada
untuk membantu pernapasan
f.
Otak yang lebih berkembang dibandingkan
vertebrata lain
g.
Menggunakan energi metabolismenya untuk menjaga
suhu tubuh tetap konstan sehingga digolongkan sebagai hewan endoterm dan
homeoterm
h.
Fertilisasi terjadi secara internal atau di
dalam tubuh betina
i.
Melahirkan anaknya sehingga termasuk hewan
vivipar.
Mammalia hidup
diberbagai habitat di darat dan di perairan.Ada jga mammalia yang hidup di
daerah yang cukup ekstrem misalnya di kutub dan digurun.Beberapa jenis ada yang
menyelam untuk mencari makanan di perairan.Kelompok mammalia tertentu ada yang
merupakan hewan arboreal yang hidup di pohon-pohon dalam hutan.
Meskipun
ciri-ciri yang dimilii hampir sama, namun ada juga mammalia terkecil antara
lain untuk spesies dari kelompok kelelawar kecil, yaitu Craseonycteris
thonglongyai yang beratnya hanya tiga gram.Untuk mammalia yang terbesar adalah
paus biru (Balaenoptera musculus) yang panjangnya dapat mencapai 27 meter dan
berat 190 ton.Struktur tubuh mammalia sesuai dengan cara hidupnya, yaitu ada
yang terbang, berenang, meluncur, berlari, melompat, atau menggali.
Sistem organ yang terdapat
dalam tubuh mammalia yaitu:
a.
Sistem Saraf
Sistem saraf pada mamalia, secara general memiliki tingkat perkembangan
yang lebih tinggi dari kelas lain. Serebrum berukuran lebih besar jika
dibandingkan keseluruhan bagian otak. Serebellum juga berukuran lebih besar dan
berlobus lateral 2 buah. Lobus optikus ada 4 buah, setiap bagian lateralnya
dibagi oleh alur transversal menjadi lobus anterior dan posterior. Otak
(Encephalon) terdiri dari beberapa bagian yang hampir sama dengan vertebrata
yang lain, seperti prosencephalon, lobus opticus, cerebellum dan medulla
oblongata.
b.
Sistem Respirasi
Alur-alur hidung mengandung tulang-tulang turbinal yang berkelok-kelok
yang memperluas permukaan olfaktori. Laring beratap sebuah epiglottis yang
mengandung pita-pita suara. Dua paru-paru masing-masing dalam ruang pleura yang
terpisah. Fase aktif dalam pernapasan adalah inspirasi yang diikuti oleh
depresi (perataan) dari diafragma dan elevasi dari tulang-tulang iga (dengan
gerakan melengkung keluar).
c.
Sistem Sirkulasi
Jantung berbilik empat pada mammalia mempunyai dua atria dan dua
ventrikel yang terpisah secara sempurna. Terdapat sirkulasi ganda (sirkuit
sistemik dan pulmoner). Pengiriman oksigen ke seluruh tubuh akan semakin
meningkat karena tidak ada pencampuran darah yang kaya akan oksigen dengan yang
miskin oksigen, jadi lebih sempurna dari reptile. Sebgai hewan endotermik,
mammalia memerlukan lebih banyak oksigen per gram bobot tubuhnya dibandingkan
dengan vertebratalain dengan ukuran tubuh yang sama.
d.
Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan terdiri dari kelenjar pencernaan dan organ pencernaan.
Kelenjar pencernaannya terdiri dari 4 pasang kelenjar ludah: paratiroid,
infaorbital, submaksilari, dan sublingual. Terdapat kantung empedu dengan
saluran empedu dan saluran getah pancreas yang bermuara dalam duodenum. Sekum
(caecum) berdinding tipis, panjangnya kira-kira 50 cm, mempunyai appendiks
vermiformis (umbai cacing) yang bentuknya seperti jari. Sedangkan organ
pencernaannnya terdiri dari mulut, kerongkongan, ventriculus, duodenum, ileum,
rectum, dan anus.
e.
Sistem Ekskresi
Ginjal berbentuk seperti biji kacang, ruang median ginjal yang disebut
pelvis renalis berhubungan dengan kandung kemih melalui ureter. Dari kandung
kemih mengeluarkan uretra yang akan mngeluarkan urin melalui saluran urin.
Mammalia dominan sudah memiliki saluran yang terpisah, tidak seperti hewan
vertebrata lain yang menggunakan kloaka. Mammalia memiliki saluran pembuangan
sisa pencernaan melalui anus, urin melalui uretra, dan saluran reproduksi
melalui vagina dan penis.
f.
Sistem Reproduksi
Hewan mammalia melakukan fertilisasi internal, perkembangan embrio
terjadi di dalam uterus, dengan lama masa kandungan yang bervariasi tergantung
pada jenis hewannya, seperti pada kelinci masa kehamilannya sekitar 30 hari.
Berdasarkan cara reproduksi dan perkembangan fetusnya, beberapa mammalian memiliki
tingkatan-tingkatan dari yang rendah sampai yang tinggi. Pada mammalian rendah,
seperti Ordo Monotremata (platypus) dan Ordo Marsupialia (opossum dan
kangguru), platypus masih bertelur dan mengerami telurnya.
Sedangkan pada kangguru yang telurnya sangat kecil itu berkembang dalam
uterus selama beberapa hari, larva yang kemudian menetas segera keluar dari
uterus dan masuk dalam kantong perut (marsupium) dan menghisap air susu dari
putting-putting induknya. Pada mamalia yang lebih tinggi tingkatannya, zygot
yang berkembang menjadi embrio dan kemudian tumbuh menjadi fetus tinggal dalam
uterus untuk waktu yang lebih lama. Sistem sirkulasi dan nutrisinya dihubungkan
melalui plasenta yang mengangkut nutrisi dari tubuh induknya.
Dalam
klasifikasi berdasarkan ukurannya, mamalia dibagi menjadi dua, yakni mamalia
besar dan mamalia kecil. International Biological Program mendefinisikan
mamalia besar sebagai jenis-jenis mamalia yang memiliki ukuran berat badan
dewasa > 5Kg,
sedangkan mamalia kecil dengan ukuran berat badan dewasa < 5Kg. Jenis-jenis
mamalia besar, dicontohkan sebagai berikut: rusa, harimau, dan kerbau
air. Mamalia kecil, antara lain tikus, bajing, dan kelelawar.
Dalam
pemanfaatan waktu aktivitas, mamalia dibagi menjadi mamalia diurnal dan mamalia
nokturnal. Mamalia diurnal merupakan jenis-jenis mamalia yang melakukan
aktivitasnya pada pagi dan sore hari, seperti orangutan, rusa, dan beberapa
jenis bajing. Mamalia nokturnal merupakan jenis-jenis mamalia yang melakukan
aktivitasnya mulai menjelang malam hari hingga menjelang pagi hari, seperti
kelelawar, tenggalung malaya, serta musang. Selain itu, terdapat juga
jenis-jenis yang beraktivitas sepanjang hari seperti babi hutan.
Berdasarkan
habitatnya, mamalia dapat dibedakan menjadi dua, yakni mamalia darat dan
mamalia laut. Mamalia darat merupakan mamalia yang sebagian besar aktivitasnya
dilakukan di darat, sedangkan mamalia laut melakukan aktivitasnya sebagian
besar di laut. Contoh dari mamalia darat, yakni monyet-ekor panjang, macan
tutul, tikus, serta kuda. Mamalia laut, antara lain pesut, dugong, dan paus.
Dalam
pemanfaatan strata tegakan hutan, mamalia diklasifikasikan menjadi dua, yakni
mamalia arboreal dan mamalia terestrial. Mamalia arboreal merupakan jenis-jenis
mamalia yang banyak menghabiskan waktu aktivitasnya pada strata yang tinggi,
sedangkan mamalia terestrial merupakan jenis-jenis mamalia yang menghabiskan
waktu aktivitasnya pada lantai hutan atau strata terbawah. Soerianegara dan
Indrawan (2002) membagi strata tegakan dalam ekologi hutan, adalah sebagai
berikut: strata A (> 30m), strata B (20-30m), strata C (4-20m), strata D
(1-4m) dan strata E (0-1m). Jenis-jenis yang merupakan mamalia arboreal, antara
lain monyet, kelelawar, bajing, serta beberapa jenis dari suku Felidae (Payne et al. 2000). Bagi jenis-jenis mamalia terestrial,
antara lain kijang, gajah, dan badak.
Sedangkan dalam
ilmu taksonomi, mammalia dibagi menjadi tiga kelompok utama, yaitu
a. Mammalia
bertelur (prototheria),
Kelompok Prototheria bertelur
sehingga tergolong ovipar. Embrio berkembang di dalam telur dengan menggunakan
kuning telur sebagai sumber makanannya. Setelah menetas hewan ini akan
menghisap susu dari rambut induknya, karena induk ini tidak memiliki puting
susu. Hewan ini digolongkan sebagai ordo Monotremata. Contohnya adalah platipus
(Ornithorhynchus anatinus) dan echidna.
b.
Mammalia berkantung (metatheria)
Kelompok Metatheria melahirkan
anaknya saat embrio masih pada tahap awal sehingga masa kehamilannya singkat. Contohnya
kanguru merah, anaknya yang masih berukuran sebesar lebah madu dilahirkan 33
hari setelah fertilisasi. Anak dalam tahap embrio tersebut dapat merangkak
masuk ke dalam kantung induknya yang disebut marsupium. Di dalam marsupium
embrio menyusu pada puting susu dan mengalami perkembangan selanjutunya.
Hewan ini digolongkan sebagai
ordo Marsupialia atau hewan berkantung, contohnya adalah kanguru (Macropus
sp.), koala (Phascolarctos cinereus), dan opposum (Pucadelphys andinus).
c.
Mammalia berplasenta (eutheria)
Kelompok Eutheria melahirkan anaknya yang telah
menyelesaikan perkembangan embrioniknya di dalam rahim (uterus). Embrio
memperoleh nutrisi dari induknya melalui plasenta sehingga kelompok hewan ini
disebut mammalia berplasenta.
Mammalia berplasenta / Eutheria meliputi
berbagai macam ordo, yaitu:
1) Insectivora
2) Chiroptera
Ordo
Chiroptera adalah kelompok Mammalia yang memiliki selaput kulit
membentang dari kaki depan, badan, dan kaki belakang. Struktur sayap untuk
terbang ini merupakan modifikasi dari kaki depan yang ditunjang oleh empat
jari. contoh kelelawar , sebagian besar hewan ini adalah hewan nokturnal, yaitu
mencari makanan pada malam hari.
Selain sebagai pemakan serangga, beberapa jenis memakan
buah-buahan dan vertebrata kecil seperti katak, tikus, dan burung.Jenis lain
yaitu kelelawar vampir menghisap darah mammalia lain
3) Lagomorpha
Ordo
Lagomorpha mencakup mammalia yang memiliki gigi seri seperti pahat,
misalnya kelinci.Kaki belakang hewan ini lebih panjang daripada kaki
depan.Struktur kaki ini berfungsi untuk melompat.
4) Perissodactyla
Ordo
Perissodactyla mencakup mammalia berkuku pada jari yang berjumlah
ganjil pada kakinya.Jika jari kakinya lebih dari satu jari tengahnya lebih
besar daripada jari lain.Hewan ini merupakan pemakan tumbuhan atau
herbivora.Contoh hewan ini adalah kuda (Equus caballus) yang berkuku satu,
tapir (Tapirus indicus) dan badak sumatra (Dicerorhinus sumatrensis) yang
berkuku tiga.
5) Artiodactyla
Ordo
Artiodactyla mencakup mammalia berkuku yang jarinya
berjumlah genap pada masing-masing kakinya. Hewan ini juga herbivora.
Contohnya adalah kambing, domba (Ovis aries), babi
(Sus sp.), rusa sambar (Cervus unicolor), dan jerapah (Giraffa camelopardalis),
Sapi
6) Sirenia
Ordo Sirenia adalah
mammalia herbivora akuatik yang memiliki tungkai depan mirip sirip.Kelompok
mammalia ini tidak memiliki kaki belakang.Ekor besar dan pipih horizontal yang
juga berperan seperti dayung untuk berenang.Sirenia merupakan mammalia bertubuh
besar tidak berambut.Rambut kasar hanya terdapat di bibirnya.Contoh sirenia
adalah duyung atau dugong (Dugong dugong).
7) Proboscidea
Ordo
Proboscidea memiliki tubuh besar berotot serta belalai
berotot.Hewan yang termasuk kelompok ini adalah gajah sumatera (Elephas
maximus).Belalai gajah berfungsi seperti anggota badan kelima untuk mengambil
makanan dan minum.Kulitnya longgar dan tebal.Gajah jantan memiliki gigi seri
atas memanjang sebagai gading.
8) Cetacea
Ordo Cetacea hidup
di laut dengan tubuh berbentuk ikan, kaki depan mirip dayung dan tidak ada kaki
belakang.Tubuhnya tidak berambut dan memiliki lapisan tebal lemak sebagai
insulasi.Lumba-lumba hidung botol (Tursiops aduncus), paus biru (Balaenoptera
musculus), dan paus pembunuh (Orcinus orca) adalah mammalia yang termasuk
Cetacea.
9) Carnivora
Ordo Carnivora adalah
kelompok mammalia yang memiliki dan kuku yang tajam dan runcing untuk menangkap
dan memakan mangsanya.Kelompok ini disebut juga pemakan daging.Mammalia yang
termasuk carnivora adalah anjing (Canislupus familiaris), Kucing (Felis
silvestris), harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae), singa (Panthera leo)
dan anjing laut (Caniformia pinniped).
10) Rodentia
Ordo Rodentia memiliki
gigi seri seperti pahat.Gigi serinya berjumlah sepasang di atas dan sepasang di
bawah.Ggi seri tidak berakar sehingga tumbuh terus-menerus.Contoh rodentia
adalah tupai, berang-berang, tikus,landak, dan mencit.
11) Primata
Ordo Primata memiliki ibu
jari yang dapat disentuhkan ke jari lain, mata menghadap ke depan, korteks
serebal berkembang baik.Kelompok primata adalah beruk (Macaca sp.), orang utan
(pongo pygmaeus), dan lutung jawa (Trachypithecus auratus).Manuasi (homo
sapiens) digolongkan dalam primata.
C. PERANAN VERTEBRATA
1.
Peranan
Pisces Bagi Kehidupan Manusia.
Berikut ini adalah peranan Pisces yang menguntungkan,
antara lain sebagai berikut:
a.
Sumber protein hewani dan vitamin A.
b.
Lemak ikan adalah sumber asam lemak tidak jenuh.
c.
Di California, Filipina, dan Srilanka, sirip
ikan cucut dan ikan pari dikeringkan dan direbus, lalu dibuat gelatin untuk
penyedap makanan sup.
d.
Bahan kerajinan (sepatu, tas, sampul buku,
pelapis kotak) atau bahan ampelas dari kulit ikan cucut yang telah disamak;
maka muncullah pabrik penyamakan kulit ikan.
e.
Mendorong berdirinya pabrik-pabrik pengawetan
ikan (misal ikan asin, ikan dalam kaleng, pindang, asinan telur ikan).
f.
Tulang ikan untuk bahan perekat/ lem.
g.
Sisa-sisa ikan dibuat tepung untuk pupuk atau
makanan ternak.
h.
Ikan sebagai bahan praktikum atau penelitian
demi perkembangan dan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan.
i.
Usaha tempat rekreasi dengan tempat pemancingan.
j.
Sebagai sumber mata pencaharian, misalnya dengan
budi daya ikan di kolam, tambak, pemijahan ikan hias di akuarium.
Ada pula jenis ikan yang merugikan karena dapat menyerang
dan melukai manusia, misalnya ikan pari memiliki racun pada ekornya. Ikan cucut
sering merusak jaring para nelayan. Beberapa ikan besar juga memakan ikan atau
Crustacea sehingga merugikan bagi manusia.
2.
Peranan
Amphibi bagi Kehidupan Manusia.
Berikut ini adalah peranan Amphibi yang menguntungkan,
antara lain sebagai berikut:
a.
Dimanfaatkan
di bidang kedokteran untuk diambil racunnya sebagai “penguat denyut jantung”.
Contohnya : racun Bufotalin (C119H117 H25).
Dan racun Bufotenin (C6H9NO) dari katak Bufo
marinus.
b.
Untuk
tes kehamilan, contoh : Bufo melanostictus.
c.
Keperluan
praktikum zoology bagi siswa dan mahasiswa.
d.
Katak
membantu membinasakan nyamuk.
e.
Jenis
Urodela (Megalobatrachus maximus)
disukai orang Jepang, dan jenis Rana sp. disukai orang China dan Jepang sebagai
makanan.
f.
Di
bidang pertanian dan peternakan, Amphibia berperan sebagai natural
biological control (pengendalian hayati alamiah) terutama terhadap populasi
serangga di alam yang memungkinkan “meledak” sebagai hama.
3.
Peranan
Reptilia bagi Kehidupan Manusia.
Berikut ini adalah peranan Reptilia yang menguntungkan,
antara lain sebagai berikut:
a.
Sebagai predator alami, contohnya ular memakan tikus
b.
Sebagai bahan pangan, contohnya daging ular, daging
kura-kura, dan telur penyu
c.
Minyak ular atau racun ular dimanfaatkan manusia untuk
bahan obat-obatan
Beberapa reptilia juga merugikan
contohnya ular memangsa hewan ternak dan ular berbisa dapat membunuh manusia.
4.
Peranan
Aves bagi Kehidupan Manusia.
Berikut ini adalah peranan Aves yang menguntungkan,
antara lain sebagai berikut:
a. Daging
dan telurnya menjadi sumber protein hewani.
b. Telur
ayam dan itik untuk ramuan obat-obatan atau bahan membuat kue.
c. Sebagai
bahan industry, contohnya shuttle cock
untuk bulu tangkis dibuat dari bulu pluma, sedangkan selimut, bantal,
kasur dibuat dari bulu plumula (missal bulu itik, ayam, angsa).
d. Membuka
lapangan kerja missal dengan beternak ayam, itik, angsa, merpati, parkit,
wallet.
e. Burung
dilatih dan dilombakan. Contohnya burung perkutut untuk lomba suara.
f. Untuk
kesenangan, missal untuk dinikmati suaranya, keindahan bulunya, tingkah
lakunya, dilatih menirukan suara manusia.
g. Sebagai
predator alami. Burung-burung pemakan insekta juga berperan dalam pengendalian
hayati alami.
h. Di
bidang sains dipergunakan untuk bahan praktikum para siswa dan mahasiswa.
5.
Peranan
Mammalia bagi Kehidupan Manusia.
Berikut ini adalah peranan Mammalia yang menguntungkan,
antara lain sebagai berikut:
a.
Sumber bahan makanan, misalnya daging, telur
ayam, dan susu sapi.
b.
Sebagai bahan baku industri tekstil, misalnya
pemanfaatan rambut domba untuk dijadikan wol.
c.
Sebagai objek penelitian, misalnya hewan
mammalia tikus putih.
d.
Sebagai hewan peliharaan, misalnya anjing,
kucing, kelinci.
Namum, beberapa
jenis vertebrata ada yang merugikan manusia misalnya tikus.Tikus dapat menjadi
hama tanaman pertanian.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kelompok hewan Vertebrata memiliki kolumna
vertebralis (ruas-ruas tulang belakang). Jadi korda dorsalis (kerangka sumbu
primer = notokorda) hanya terdapat pada masa tingkatan embrio. Vertebrata
disebut juga Craniata karena semua hewan vertebrata sudah memiliki otak, yang
terlindung dalam Kranium (tulang-tulang tengkorak).
Vertebrata dapat diklasifikasikan menjadi 5 kelas,
yaitu ikan (pisces), amfibi (amphibi), reptil, burung (aves) dan hewan menyusui
(mamalia). Berikut merupakan tabel yang dapat digunakan untuk mempermudah dalam
mengetahui ciri-cirinya pada masing-masing kelas: